Pemerintah: Impor Bawang Untuk Memenuhi Bibit Petani

Pemerintah: Impor Bawang Untuk Memenuhi Bibit Petani
Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti, dan Sekretaris Jenderal Kemendag Srie Agustina saat meninjau pasokan bawang merah di gudang Bulog, Jakarta Utara.

JAKARTA, KONTRASNEWS.com –  Harga kebutuhan menjelang Lebaran dirasakan masyarakat terlalu tinngi harganya. Pemerintah diharuskan lakukan tindakan untuk menekan harga menjelang Lebaran, jika perlu Import.

Asisten Deputi Perkebunan dan Hortikultura Menteri Koordinator Perekonomian Wilistra Danny mengatakan impor bawang merah bagai memakan buah simalakama. Di satu sisi, kalau benar produksi cukup, harga akan jatuh. Namun, kalau tak dilakukan, dari sisi konsumen yang berat.

“Kalau impor artinya ternyata benar produksi cukup, harganya jatuh, kasihan petani. Kalau tak dilakukan, konsumennya kasihan,” kata Wilistra, saat ditemui di ruang rapat Menko Perekonomian, Kamis, (26/5).

Wilistra melanjutkan, impor bawang merah akan dilakukan hanya untuk berjaga-jaga kalau harganya terus mengalami kenaikan. Itu juga akan dialokasikan untuk simpanan Badan Urusan Logistik atau Bulog. “Itu buffer-nya Bulog,” ujarnya.

Ia menyebutkan pemerintah ingin menekan harga komoditas, termasuk bawang, sebelum Ramadan tiba. Dengan demikian, saat memasuki Ramadan, harga-harga naik. Hal itu dilakukan dengan memperhatikan prinsip keseimbangan. Artinya, petani tetap mendapat keuntungan dan konsumen tetap mampu memenuhi kebutuhannya.

Selain itu, impor bawang dimungkinkan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bibit para petani. Wilistra menjelaskan, saat petani panen bawang, ada bagian dari hasil panen tersebut yang disimpan untuk dijadikan bibit pada musim tanam berikutnya.

Dari pantauan harga yang dilakukan tim dari Kemenko Perekonomian di pasar induk, Wilistra mengatakan harga bawang masih cukup tinggi. Bawang ukuran kecil seharga sekitar Rp 30 ribu dan bawang ukuran besar atau super sekitar Rp 43 ribu.

Ketika ditanyakan, jika impor nanti, akan mengambil dari mana bawang-bawang itu, Wilistra menuturkan ada sejumlah negara yang menjadi pertimbangan, dan di antaranya adalah Thailand, Filipina, dan India.

Tok.

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan